TEMA 4 : SEHAT ITU PENTING
SUBTEMA 2 PB 4
Tata cara pemilihan ketua RW diatur dalam peraturan daerah. Peraturan tersebut dapat berbeda untuk setiap daerah di Indonesia. Dan berikut penjelasan mengenai tata cara pemilihan ketua RW.
1. Pembentukan panitia pemilihan ketua RW
Kepengurusan panitia ini harus disetujui oleh kepala Desa setempat.
Berikut merupakan tugas panitia pemilihan ketua RW.
- Menyeleksi calon ketua RW.
- Menetapkan calon ketua RW yang memenuhi persyaratan.
- Menentukan daftar pemilih.
- Menyusun tata tertib pemilihan ketua RW.
- Menyelenggarakan pemilihan.
Calon ketua RW harus mendaftarkan diri kepada panitia. Setelah pendaftaran selesai, panitia akan menyeleksi calon ketua RW dan menetapkan calon ketua RW yang akan maju dalam pemilihan.
3. Penyelenggaraan pemilihan ketua RW
Pemilihan ketua RW diselenggarakan oleh panitia. Pemilihan tersebut harus berasaskan LUBER JURDIL (Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil). Ketua RW dipilih oleh warga masyarakat yang telah memenuhi syarat (telah berumur 17 tahun atau sudah menikah).
4. Pelantikan ketua RW baru
Setelah pemilihan selesai dan memperoleh hasil, maka ketua RW akan dilantik oleh kepala desa setempat.
Pada masyarakat Indonesia, pengambilan keputusan bersama dilakukan melalui musyawarah. Musyawarah tersebut bertujuan untuk mencapai mufakat. Apabila tidak mencapai mufakat, maka dilakukan voting.
Pengambilan keputusan bersama dilakukan untuk memecahkan masalah dalam masyarakat, misalnya sebagai berikut.
- Pemilihan ketua RT atau RW.
- Menentukan jadwal siskamling.
- Menentukan jadwal gotong-royong.
Dalam pengambilan keputusan bersama tersebut diharapkan adanya peran
serta dari seluruh anggota masyarakat. Peran serta tersebut dapat berupa
kegiatan berikut.
- Mengikuti pemilihan ketua RT atau RW.
- Mengamati jalannya pemilihan ketua RT atau RW.
- Melaporkan pelanggaran yang terjadi pada saat pemilihan.
Peran serta masyarakat tersebut merupakan bentuk tanggung jawab sebagai warga.
Tanggung jawab siswa kepada sekolah:
- Menjaga kebersihan sekolah.
- Melaksanakan jadwal piket.
- Mengikuti upacara bendera.
- Menjaga hubungan baik dengan semua warga sekolah.
Berikut ini adalah pantun Dayu;
Jalan-jalan membeli selasih
Dibuat es aduh segarnya
Ketua RW telah terpilih
Semoga hidup damai sentosa
Ayo Berlatih!
Perhatikan pantun yang diucapkan oleh Dayu, kemudian jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan ciri-ciri pantun di atas!
Jawab:
Pantun tersebut terdiri atas empat baris. Setiap baris pantun tersebut terdiri atas 8-12 suku kata.
• Baris 1 terdiri atas 10 suku kata.
• Baris 2 terdiri atas 9 suku kata.
• Baris 3 terdiri atas 10 suku kata.
• Baris 4 terdiri atas 10 suku kata.
Pantun tersebut bersajak a-b-a-b.
2. Identifikasilah sampiran dan isi pantun di atas?
Jawab:
Jalan-jalan membeli selasih (sampiran)
Dibuat es aduh segarnya (sampiran)
Ketua RW telah terpilih (isi)
Semoga hidup damai sentosa (isi)
3. Apa amanat pantun di atas?
Jawab:
Ketua RW merupakan pemimpin warga. Sebagai pemimpin, ketua RW memiliki
tanggung jawab terhadap warganya, misalnya memberikan kenyamanan warga
dalam menjalani hidupnya dengan damai dan sentosa.
Program kerja pertama adalah mengadakan jalan sehat
bagi warganya. Jalan sehat tersebut diadakan pada hari Minggu agar dapat
diikuti oleh seluruh warga masyarakat. Rencananya, jalan sehat akan
dilakukan mengelilingi desa dengan menempuh jarak 6 km.
Kegiatan jalan sehat berjalan dengan lancar. Warga masyarakat berjalan dengan santai sambil menikmati pemandangan alam serta mengobrol dengan warga lain. Sesampainya di garis finish, warga akan dihibur dengan kesenian daerah sambil menikmati makanan yang telah disediakan.
Kegiatan jalan sehat merupakan contoh interaksi manusia dengan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Interaksi manusia dengan lingkungan, memengaruhi pembangunan sosial budaya. Selain itu, upaya pembangunan di bidang sosial budaya dapat dilakukan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Melalui pendidikan, maka akan tercapai kesejahteraan masyarakat.
Berikut contoh aktivitas masyarakat dalam upaya pembangunan sosial budaya.
Kegiatan jalan sehat berjalan dengan lancar. Warga masyarakat berjalan dengan santai sambil menikmati pemandangan alam serta mengobrol dengan warga lain. Sesampainya di garis finish, warga akan dihibur dengan kesenian daerah sambil menikmati makanan yang telah disediakan.
Kegiatan jalan sehat merupakan contoh interaksi manusia dengan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Interaksi manusia dengan lingkungan, memengaruhi pembangunan sosial budaya. Selain itu, upaya pembangunan di bidang sosial budaya dapat dilakukan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Melalui pendidikan, maka akan tercapai kesejahteraan masyarakat.
Berikut contoh aktivitas masyarakat dalam upaya pembangunan sosial budaya.
- Mengikuti wajib belajar 9 tahun yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
- Mengikuti pelatihan keterampilan seperti menjahit, membatik, dan membuat karya kerajinan lainnya.
- Turut serta dalam organisasi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar